Selasa, 26 Januari 2016

Interview with Grasp Of Dynamite

Setelah sempat tertunda beberapa waktu akibat kesibukan harian yang sulit diprediksi kedatangan nya, Akhirnya sempat juga ada waktu untuk mempublikasikan salah satu tulisan yang sebenarnya jauh-jauh hari sudah terselesaikan. 
Salah satu Interview Zombieland Kolektif bersama Grasp Of Dynamite unit Blackened Crust asal Bandung yang telah mengeluarkan 1 Album In Darkness We Alive  1 EP Satanica Krust Impera dan album teranyar mereka The Abyss yang akan rilis pada tahun ini. Kebetulan Zombieland Kolektif dapet kesempatan ngobrol serius nan santai bareng mereka serta dapat kesempatan untuk sedikit mereview album teranyar mereka The Abyss yang akan rilis tahun ini! So Check This Out!




Zombieland : Hallo Grasp Of Dynamite, Gimana kabar kalian?

-Rizal : Hello juga, Kabar kami selalu baik dan selalu tersenyum hahaha

-Bimo : Hallo Zombieland crues, Kabar kurang baik datang dari saya personal sih, Lagi ngerasa low and down adaptasi perpindahan cuaca yang ekstrim sepulang tour borneo kemarin, Juga Bandung yang memang sedang lagi di guyur berkah (kata orang tua sih) hehe

-Rizky : Hallowwwwww baikkkkk nihhhh hehe

-Chandra : Sedikit lemas banyak sendunya, Sedang tak sabar menunggu rilisan album kedua kita yang sedang dalam proses pembuatan kaset pita

-Rengga : Bersyukur baik selalu




Zombieland : Line up Grasp Of Dynamite itu siapa aja?

-Bimo : Rizal pada Vocal di barisan terdepan, Kiki (Ude) di Bass, Rengga (Gareng) di Rhtym, Candra (Wirog) mengisi Lead Guitar dan saya Bimo pada drum di paling belakang, Walaupun sejak awal sempat mengalami beberapa perubahan pada line up


Zombieland : Bisa sedikit bercerita awal mula kalian terbentuk?

-Rengga : Awal mula Grasp Of Dynamite terbentuk yang saya tau awalnya sih bukan Grasp Of Dynamite namanya tapi UK Decay, Untuk selebihnya bisa dijawab Wirog, Karena Wirog bisa disebut kuncen dari Grasp Of Dynamite hahaha

-Rizal : Pertama Grasp Of Dynamite dibuat karena ada kesamaan orang-orang yang menyukai musik D-beat, Crust, Punk, Hc/Punk dll. Mereka satu pemikiran untuk membentuk sebuah band dari pertama berdiri nama band bukan Grasp Of Dynamite hehehe

-Rizky : Tepatnya Wirog lebih tau awal mula terbentuknya Grasp Of Dynamite, Yang kemudian masuk lah saya dengan Bimo tepatnya pada tahun 2010.. Yang pada saat itu berisikan Wirog (Lead guitar) Bimo (Drum) Ude (Bass) dan alm.Rangga Kojek (Vocal) dan Ditahun yang sama masuklah Rengga/Gareng (Rhytm) sebagai pendamping Wirog (Lead guitar) dan menghasilkan 1 album In Darkness We Alive yang hanya dirilis menjadi EP berisikan 4 track Satanica Krust Impera EP bisa cek di Satanica Krust ImperaLalu hengkangnya alm.Rangga Kojek sempat mengosongkan tempat vokal yang pada saat itu awal pembuatan album The Abyss dan di gantikan oleh Rizal di tahun 2014 dan melanjutkan projek ini .

-Bimo : Hehehe sebenernya saya cuma pemain cabutan mas, Kurang tau dan takut salah juga kalo menjabarkan dari awal mula terbit kek apa gesekan medan magnet positive negative sampe jadi dynamite ini hehehe tapi setahu saya mereka sudah bertransformasi dari beberapa aspek yang cukup drastis dan signifikan, Dari awal memainkan riff 1 ke 2, 2 ke 3 lalu bereksperimen dengan asupan metal mencoba mencampur dan menyiasati agar tetap “Roots” hingga sekarang terus bereksplorasi, Menggali kemungkinan lebih jauh dengan memastikan part-part ganjil ala Chaotic yang coba diaduk dengan Atmosphere dan Ambient kemarahan, Yang mungkin jauh lebih kompleks dan rumit dari sebelumnya

-Chandra : Singkatnya awal mula kami terbentuk bernama UK Decay dan masih bergenre D-Beat Crust Punk. Lalu berganti nama menjadi Grasp Of Dynamite jika disingkat GOD yang berarti tuhan. Terjadi beberapa kali pergantian pemain hingga formasi saat ini, Album pertama kami In Darkness We Alive (2012) berisikan lagu-lagu yang kental dengan aroma Dark Crust Hardcore yang di beri sedikit sentuhan Sludge.  Lalu album kedua kami The Abyss menyusul di tahun 2015 yang baru bisa kita nikmati di tahun 2016 karena masih dalam proses pembuatan fisik berbentuk kaset pita


Zombieland : Definisi nama Grasp Of Dynamite?

-Rizky : Lempar ke kakang wirog hehe

-Chandra : Grasp Of Dynamite berarti mencengkram bom atau dinamit yang selalu siap untuk meledak, Jika disingkat GOD yang berarti tuhan, Kita adalah tuhan untuk diri kita sendiri

-Bimo : Saya Cuma pemain cabutan mas, Kurang tau dan takut salah juga kalo menjabarkan definisi Grasp Of Dynamite, Dari segi personal Grasp Of Dynamite saya anal-logikan “Menggenggam sebuah harapan” Harapan yang dimaksud itu muncul dari “Dynamite” yang mungkin akan meledak kapan saja ia mau, Arti dari segi personal aja sih mas hehehe kalo beda sama yang lain wajar hehehe

-Rengga : Grasp Of Dynamite klo diartikan ke bahasa inggris artinya genggaman dinamit, Namun bila disingkat menjadi GOD yang artinya gabungan orang dermawan hahaha duh saya kurang tau mengapa namanya Grasp Of Dynamite atau disingkat GOD


Zombieland : Sekarang Grasp Of Dynamite sedang sibuk apa?

-Rizal : Kita sedang sibuk membuat album The Abyss yang pertama kita akan keluarkan rilisan berbentuk kaset pita

-Rengga : Sekarang kita lagi sibuk proses pembuatan album The Abyss

-Bimo : Sebetulnya kami disibukan dengan pekerjaan rumah The Abyss yang tak kunjung selesai dari tahun lalu. Dari mulai terbentur masalah finansial, Kesibukan ga jelas dari setiap personal, Hingga sulitnya mengatur porsi waktu untuk sekedar meluangkan attention nya agar pekerjaan rumah segera selesai, Tapi memang target tuh tahun ini harus sudah Release mas hehe supportnya juga ya, Supaya dapat mukzizat dan lancar di setiap prosesnya


Zombieland : Kebetulan saya punya demo kalian The Abyss yang berisi dua track "The Abyss" dan "Sang Raksasa Tenggelam" sebenernya album The Abyss itu berisi berapa track ?

-Bimo : Wah, Asik! Tapi versi demo tuh emang bener-bener Raw version mas tanpa dipercantik, Dengan maksud agar teman-teman bisa memecah rasa penasaran nya akan album The Abyss kita, Juga kita sebar luaskan secara free. Jika adapun teman yang harus merogoh kocek untuk mendapatkan nya, Itu karena kita kemarin ngebantu fund raising untuk Pirata house. Oiya, Semua materi didalam ada 8 mas plus 1 materi (Cover song)

-Rengga : The Abyss terdiri dari 9 track

-Rizal : kami cover satu lagu dari band Italy yg menurut kita musik mereka berpengaruh dalam album The Abyss

-Chandra : Berjudul “We Know Love”

-Rizky : “Sang Raksasa Tenggelam” “The Abyss” “Kobaran Api Abadi” “Broken Dreams” “Tanpa Gembala” “Merana Murka” “Sun That Never Sets” “Lonely Bones” “We Know Love (Cover song)”


Zombieland : Bakal di rilis dalam bentuk apa album The Abyss ?

-Bimo : Awal obrolan sih kita sepakatnya dalam format CD, Tape (tidak menutup kemungkinan jika nanti juga dirilis versi Digital)

-Rizky : Pada awal kita sudah mengerjakan projek ini dirilis dalam bentuk kaset pita dan mungkin selanjutnya CD mudah-mudahan aja Vinyl hahahaha

-Rengga : Album The Abyss bakal kita rilis dalam bentuk kaset pita

- Chandra : Untuk saat ini dalam bentuk kaset pita yang kita buat terlebih dahulu setelahnya kita akan rilis dalam bentuk cd juga


Zombieland : Untuk materi lagu siapa yang buat ?

-Rizal : Untuk konsep lagu mungkin kita yg membuat dan beberapa personil yg berpengaruh besar untuk membuat materi Bimo (Drum) Wirog (Lead guitar)

-Rengga : Untuk materi lagu kebanyakan Bimo dan Wirog yang membuat, Yang lainya paling hanya menambahkan dan mengurangi apa yang kurang pas dalam materi lagu tersebut

-Rizky : Mas-mas komposer Bimo & Wirog

-Bimo : Klo untuk materi lagu, Dari awal pengerjaan The Abyss biasanya saya yang membuat rangka awal hingga terbentuk bagan, Lalu saya lempar Chandra untuk melengkapi, Barulah dikerjakan bersama yang lain hehehe

-Chandra : Beberapa lagu saya yang buat dan Bimo pun seperti itu dan beberapa lainnya kita buat bareng-bareng dan semuanya kita aransemen bareng-bareng


Zombieland : Lirik kalian biasanya nyeritain apa?

-Rengga : Tentang kehidupan sehari-hari, Realistis banget orangnya teh hehehe

-Chandra : Tentang alam jagat raya, Kehidupan dan kematian, Agama, Tuhan dan iblis, Lingkungan sekitar, Ketidak adilan dan isu-isu tragedi didalam atau diluar lingkungan sekitar kita

-Bimo : Waduh kalo lirik ya ga jauh mas, Kita menyuarakan apa permasalahan di sekitar. Dari contoh Budaya, Ruang lingkup yang semakin tercemar, Kekesalan terhadap diri sendiripun ada


Zombieland : Butuh berapa lama proses pengerjaan album The Abyss ?

-Rengga : Kurang tahu berapa lama, Sekarang saja kita sedang proses pembuatan kaset pita, Yang jelas album The Abyss ini akan menjadi album yg woooow buat Grasp Of Dynamite, Karena prosesnya juga bebeakan pisan hahaha tahun ini akan segera rilis albumnya

-Chandra : Proses pengerjaannya cukup lama juga saya rasa dan pengerjaannya pun saya lupa berapa lamanya. Proses rilis setelah materi untuk album siap untuk digarap terbilang lama

-Bimo : Wahaha malu sebenernya jawab pertanyaan no 10 ini hehehe bisik-bisik aja boleh ga sih mas? Hehe hampir kurang lebih 2 tahun mas mengalami mandek yang tak kunjung usai, Untuk juga tidak jadi bubur

-Rizky : 2 tahun kurang, Dikarnakan pada tahun 2014 hengkangnya alm.Rangga Kojek membuat progress projek ini belum bisa dimulai karna kita harus mencari vokal sesuai karakter projek ini. Sempat terombang-ambing ga jelas kapan track projek ini dimulai sampai akhirnya kita rekrut Rizal untuk mengisi vokal dipertengahan tahun 2014 sehingga kita perlu proses untuk memberi kesempatan Rizal beradaptasi , Kala itu sempat berhenti ditengah jalan karna semua personil menyibukkan diri untuk mempersiapkan diri berangkat ke Chaos In Rumah Api dan akhirnya kita meneruskan projek ini di tahun 2015 dengan minim dana kita mencoba menyicil shif demi shif yang sangat menyita banyak waktu dan diakhir tahun 2015 kita berhasil menyelesaikan mixing dan mastering yang akhirnya selesai juga, Kini rilisan sedang dalam proses pembuatan hehehehe


Zombieland : Apa perbedaan paling mencolok dari album kalian yg pertama In Darkness We Alive dengan album kedua The Abyss ?

-Rizal : Perbedaan menurut saya sangat jauh sekali. Berawal dari musik D-beat, Crust,Punk, Hc/punk dll. Sekarang kita membuat lebih beda, Dengan alunan Sludge, Blast, Atmospheric

-Chandra : Karena referensi lagu yang kita dengar semakin banyak dan sangat beragam, Kita pun ingin mencoba meperbaharui genre musik yang kita mainkan. Hardcore Crust yang kita tambahkan aroma Sludge Doom dan part-part Atmospheric Black Metal di album kedua ini

-Rengga : Dari segi Riff sudah mencolok perbedaan nya, Album In Darkness We Alive itu Crust nya lebih ngena, Sedangkan The Abyss masih tetep ada Crust nya hanya saja dipadukan dengan taburan Black Metal

-Rizky : Di album The Abyss ini yg lebih mencolok dari album sebelumnya adalah di album The Abyss lebih kental terhadap Atmospheric nya serta di oles Sludge yang bercampurkan Hc/Punk dan sampling-sampling yg dapat merobek kuping kalian hahahaha intinya lebih greget dari album sebelumnya

-Bimo : Perbedaan sangat benar terasa jika mas teliti, Sebab itu balik lagi ke no.2. Transformasi haluan ini cukup drastis dan memekak telinga kalian yang memang mengikutinya. Dari mulai Sound, Karakter, Hingga materi, Karena pendewasaan karya/musik itu nyata. Pendewasaan karya/musik bukan berarti “Poser” yang pindah-pindah haluan , Tapi bagaimana dia menikmati karya/musik dan menghargai nya tanpa keterpaksaan. Dibuat nyaman lah mas hehe


Zombieland : Kalian bisa sebut apa konsep album The Abyss ini ?

-Rengga : Konsep edan-edanan

-Rizky : Konsep/projek anjing edan Hahahahaha

-Rizal : Konsep di album The Abyss kita bisa sebut sebuah perlawanan dengan lirik-lirik kita, Lirik-lirik yang mengungkap kebenaran di jaman kejamannya

-Bimo : Ini konsep ngalor ngidul tapi ga ngawur hehe karena memang mengalir spontan tanpa benar-benar terkonsep tapi mencoba dikemas dengan tema Blackened Crust, Tema yang sebetulnya masih sama seperti album sebelumnya In Darkness We Alive

-Chandra : Blackened Crust – Atmospheric – Sludge – Doom – Hardcore


Zombieland : Sedikit flash back ke tahun 2015 dimana kabar duka datang menyelimuti kalian, Kabar buruk yang sama sekali sangat tidak ingin kalian dengar, Ketika mantan personil kalian Rangga alias Kojek menghembuskan nafas terakhirnya, Yang saya ingin tanyakan bagaimana sosok Rangga Kojek dimata kalian? kebetulan saya pertama mendengar Grasp Of Dynamite pada track “Satanic Empire” di album In Darkness We Alive saat vokal masih di isi mendiang Rangga Kojek

-Rengga : Gimana ya, Kojek tuh orangnya baiklah

-Rizky : Ramah dan smile everywhere

-Rizal : Ya kami beberapa bulan yang lalu mengalami duka mungkin itu duka yg sangat besar (menurutku) sosok Rangga Kojek dia begitu baik dan dia humoris juga, Yang saya sesalkan selama ini dan sampai mendiang Kojek menghembuskan nafas terakhir saya ingin bernyanyi bersama dalam salah satu gig, Tapi apa ada daya.. Saya menyesali itu keinginan saya untuk bernyanyi bersama di salah satu gig tidak tercapai (begitu sangat sedih atas kepergiannya)

-Chandra : Rangga Kojek bagi saya adalah sosok seorang yang pendiam, Baik hati, Jarang sekali marah dan cool banget. Namun ketagihan akan game online sehingga beliau selama masih hidup tidak lagi bisa menyempatkan waktu untuk band ini karena kesibukannya pun bekerja di warnet game online, Saya sangat rindu sekali bercengkrama dengan dia dan juga rindu mendengarkan suara teriakan dia selama mengisi vokal di band ini, Rest In Peace kawan!

-Bimo : Iya, Akhir tahun 2015 menjadi momok yang menakutkan sekaligus menjadi tahun duka dimana salah seorang keluarga kami meninggalkan kami untuk selamanya. Rangga seorang rekan sejak semasa duduk di bangku dasar hingga berkomitmen untuk membentuk band ini, Seorang yang ramah, berbudi pekerti, sosok yang sedikit kurang bisa mengambil sikap karena terlalu ramah (menurutku sih). Banyak sudah waktu yang kita habiskan bersama, You got an immortal place up there! Semangatnya masih melekat bersama kita

-In Memoriam Rangga Kojek (Vokal) With Grasp Of Dynamite-
      
Zombieland : Semoga beliau berada di tempat yang paling baik, Tetap Semangat! Balik lagi ke review album kalian yg kedua The Abyss dimana vokal beralih ke Rizal, Sempat ada hambatan ga sih ketika ada perubahan line up untuk proses pengerjaan materi baru kalian?

-Rizky : Pastinya ada kendala saat merubah line up sampai kita harus terpaksa menunda terbitnya rilisan, Waktu yang terbuang sia- sia, Namun semua sudah terlewati hehehehe

-Rizal : Ya mungkin menurut saya setiap pergantian line up pasti ada kesulitan diantara masing-masing personil,Tapi lambat laun kita bisa menjadi satu kembali

-Rengga : Ya pasti ada, Saling beradaptasi satu sama lain

-Bimo : Kesulitan dalam lingkup apa nih? Kendala nya sih ada pada pembentukan dan penyelerasan karakter baru, Mengkombain kepala baru agar menjadi warna tanpa merubah komposisi dan ritme awal tujuan ini. Kebetulan gak sulit bagi kami ketika harus menyelaraskan Rizal pada vokal (Mengganti Rangga)

-Chandra : Pasti selalu ada kesulitan dan hambatan, Jalani saja dengan kerja sama

-Grasp Of Dynamite Line Up-

Zombieland : Setelah album The Abyss ada rencana apalagi nih dari kalian?

-Bimo : Mungkin awal release kita akan melakukan launching tour seperti pada obrolan awal ketika pengerjaan album ini, Yang pastinya akan selalu ada kejutan-kejutan kecil dari kita untuk teman-teman diluar sana. Karena setiap karya yang kita hasilkan juga akan menjadi cermin evaluasi untuk kita sendiri, Agar selalu bisa mengetahui kurang dan letak kelemahan kita. Semoga kedepan nya bisa lebih produktif lagi dalam berkarya

-Rengga : Ada rencana untuk melakukan mini tour untuk mengenalkan album The Abyss doakan saja semoga tidak ada hambatan

-Chandra : Setelah selesai rilis inginnya sih launching sembari tour lalu membuat materi-materi baru untuk album ketiga

-Rizal : Mungkin setelah keluar Album The Abyss ini rencana kita akan menjadwalkan tour ke beberapa kota

-Rizky : Launching sambil tour yeeeeeeeahhhh semoga deh soalnya udah ngobrol juga sama yang lain agendanya begitu tinggal merealisasikannya aja sih hehehehe


Zombieland : Selain ngeband kalian lagi pada sibuk apa?

-Chandra : Sibuk bermimpi, Cari pundi-pundi, Berkarya dalam bentuk Artwork, Nyablon bila ada orderan atau mau produksian buat dijual, Bantu kolektif kawan-kawan, Sibuk nunggu pasangan haha dan sibuk nongkrong sambil pusing!

-Rizky : Sibuk sendiri macam ngelamun maximal satu jam buat sesi tanya jawab sama diri sendiri semacam intropeksi diri hahahaha mencari sesuap dua tiga suap nasi hahaha mencoba membuka gerbang komunikasi dengan orang-orang yang baru kenal di scene hehe ya gtu lah life hahahaha

-Rizal : Sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masingnya

-Bimo : Diluar aktivitas ngeband paling saya ada rencana lanjut kuliah lagi karena sempat terbengkalai hehehe saya sendiri ngerunning project dengan beberapa teman yang mungkin kurang relevan jika saya publikasikan, Yang jelas sih sama cari duit, Menabung untuk rekaman, Karena saya pribadi menjalankan beberapa side project. Saya juga suka nulis, Tapi masih sulit menemukan lahan tempat yang pas untuk menumpahkan dan menggali lebih dalam (Cuma hobi aneh aja) hehe

-Rengga : Sibuk mencari uang untuk kehidupan sehari-hari, Ya begitulah sibuk seorang pengacara, You knowlah hahaha


Zombieland : Selain Grasp Of Dynamite, Personil punya project band lain?

-Rizal : Hampir semua personil kita mempunyai band selain Grasp Of Dynamite

-Rizky : Kalau saya pribadi sih Cuma satu Grasp Of Dynamite fokus satu dulu sampai bisa tanggung jawab sepenuhnya baru bisa bikin projek lagi hehe

-Chandra : Saya punya 2 project band lain After Shock yang belum aktif kembali dan The End Of State band yang desember lalu melaksanakan tour

-Rengga : Saya masih menjadi bagian dari Disabled woles weh jeng barudak Disabled mah haha

-Bimo : Iya saya ada beberapa side project, Sekitar lebih kurang 7 atau 8 saya lupa lagi, Tapi itu terbentur lagi dana dan waktu yang sungguh sulit di manage (Menurut saya). Project yang benar-benar jalan hingga saat ini ya paling Disabled dan Moragrifa Karena keduanya juga sedang melakukan progress materi anyar untuk album selanjutnya


Zombieland : Dimana gig paling berkesan buat Grasp Of Dynamite?

-Bimo : Semua gigs adalah berkesan karena dilalui dengan senang, Tidak dibawah tekanan, Tentunya mereka mempunyai porsi tersendiri dalam memberikan kesan dan pesan yang berbeda. Iya semua gigs mengasyikan

-Rengga : Maximum Rock N Roll dan Chaos In Rumah Api!

-Chandra : Waaaah hampir semua gigs berkesan buat saya

-Rizal : Menurut saya gig yang paling berkesan di Maximum Rock N Roll 2015 di Chinook bar

-Rizky : Chaos In Rumah Api, Maximum Rock N Roll, Libertad Fest, Total Crust Mayhem dan Living Dead Vol.1


Zombieland : Kalian udah pernah main di Chaos In Rumah Api, Gimana nih pas main disana? Tahun berapa sih? Bisa sedikit berbagi cerita ketika kalian waktu main disana

-Chandra : Waduh, Saya ga bisa menjelaskan soal tour dua tahun lalu karena saya ga hadir disana. Sad

-Rengga : Buat saya Chaos In Rumah Api adalah salah satu gig terbaik di South East Asia, Chaos! Tahun 2014 kita ikut mengisi di Chaos In Rumah Api 2, Namun sayang waktu itu Wirog ga bisa ikut ke gig Chaos In Rumah Api..Sad

-Rizky : Chaossssssss!!! Sama kaya nama gigsnya benar-benar chaossss. Kalian bisa saksikan di Youtube: Grasp Of Dynamite - The Abyss Live At Chaos In Rumah Api yes agree space yang sangat mengagumkan, Tempat yang besar dan terorganize dengan baik hehe

-Rizal : Kita bermain di Chaos In Rumah Api sangat chaoosss dan menurut saya band Asia harus mencoba bermain disana karena disana begitu ramai, Solidaritas disana sangat kuat. Saya bertemu dengan beberapa personil band yang di negara saya band mereka sudah banyak yang mengenal band itu, Kita bermain di Chaos In Rumah Api pada Tahun 2014

-Bimo : Semua diluar ekspektasi karena jauh dari harapan awal, Disitu kita bermain tanpa Chandra sebab ada masalah intern yang membuat dia tidak bisa pergi. Tentunya kita tidak dalam formasi lengkap dan sedikit pincang, Tetapi crowd dan sahabat (juga Booze)bisa menjadi pelengkap juga penyeimbang, Gig sangat berkeringat, Menjadi liar (dalam koridornya) begitu intim dengan teman-teman audience. Mereka teman-teman Rumah Api adalah power dengan keramah-tamahan nya, Seketika feelin homey karena nyaman, Pokonya asik, You guys should try somedays

-Grasp Of Dynamite Live At Chaos In Rumah Api 2014-
                                                                                            


Zombieland : Untuk scene musik disana kaya gimana sih?

-Rengga : Edaaaan, Chaos!

-Bimo : Skena musik di lingkup Rumah api tidak jauh beda dengan skena musik di Bandung sekarang. Begitu banyak band baru lahir bak jamur di bangkai pohon yang telah mati, Begitu banyak harapan muncul dari regenerasi dengan beragam warna dan corak yang berbeda menjadi sumbu semangat inspirasi bagi sekitarnya tentu saja, Tapi jika membahas skena di lingkup Kuala Lumpur masih banyak skena-skena yang terbentur ideologi so nasionalis hehe serius

-Rizky : Ga beda jauh ko sama Bandung yang cemerlang tuh disana scene nya sangat terorganize dengan baik hehe ga ada yg namanya telat datang personil atau alesan kejauhan venuenya dll hahaha


Zombieland : Masuk ke tanya pendapat ya, Apa sih arti rilisan fisik buat kalian? Seberapa penting rilisan fisik itu buat kalian?

-Bimo : Rilisian fisik menurut saya pribadi adalah “Mahar” jika membahas pernikahan. Tentunya menjadi organ yang penting dalam seluruh rangkaian dan tujuan berkarya/bermusik itu sendiri. Entah bagaimana kalian mencerna arti tersebut, Tapi sungguh akan menjadi tanda dan bukti eksistensi kelak menurut saya! Sebab karya tidak akan mati dimakan zaman

-Wirog : Rilisan fisik tidak hanya bisa didengar namun bisa juga dilihat dan disentuh hahaha tentunya sangat penting bagi saya, Rilisan fisik menandakan bahwa band kita aktif dan orang lain yang suka bisa memiliki untuk didengarkan kapan saja

-Rizky : Sangat berarti! Karena rilisan fisik adalah bukti bahwa karya telah dikemas sedemikian mungkin menjadi sebuah fisik

-Rengga : Rilisan fisik tuh suatu kepuasan bagi saya, Hasil kreatifitas kita yang dikemas secara fisik


Zombieland : Gimana cara kalian mendistribusikan rilisan kalian?

-Rizky : Banyak cara mendistribusikannya hal pertama saya percaya kekuatan teman support ga akan berhenti dari sahabat-sahabat lalu bisa lewat media alternatif seperti account sosial media Grasp Of Dynamite

-Rizal : Untuk mendistribusikan rilisan, Kita menjual dengan mulut kemulut terlebih dahulu

-Chandra : Media sosial, Mulut ke mulut, Dari gigs dan juga kawan-kawan

-Rengga : Menawarkan dari mulut ke mulut, Media Sosial, Melakukan Trade. Banyaklah jaman sekarang cara untuk mendistribusikan suatu rilisan

-Bimo : Ya kita masih mengandalkan fasilitas dan keterbatasan yang ada dari mulai issue (pengerjaan) hingga nantinya mereka curious to death, Lalu masuk tahap spreading by hand melalui semangat dan kerja sama kita sendiri dan teman-teman dan record juga store yang ingin terlibat dalam pendistribusian, Kenapa tidak jika tidak ada yang merasa dirugikan?


Zombieland : Pendapat kalian tentang scene Hc/Punk di indonesia? khususnya kota kalian bandung

-Rengga : Hade, Makin banyak Scene yang lahir di Bandung, Semakin banyak teman. Beware!

-Rizal : Pendapat saya untuk scene DIY Hc/Punk di Bandung sangat-sangat pesat dan begitu banyak yang tertarik dengan musik-musik scene DIY Hc/Punk

-Bimo : Saya pribadi bermusik karena lebih tertarik akan semangat DIY ketimbang politik atau ideologi yang lain nya, Ya pendapat saya skena musik DIY di Bandung masih terbentur dengan studio show meskipun banyak berlahiran band-band keren dari panasnya dan intim nya studio show, Tapi mengapa tidak mencoba alternatif lain? Masih banyak space atau lahan di sekitaran Bandung kok yang bisa di prospek, Tergantung kitanya. Bukan nya saya tidak setuju dengan studio show, Tapi kasian karena tidak semua teman-teman audience bisa menjadi saksi bermunculan nya band hebat dan keterbatasan oksigen juga lahan gerak untuk si pemain band

-Chandra : Semakin berkembang karena bertambahnya volunteer-volunteer lain yang bekerja sama dan semakin bermunculan generasi-generasi baru

-Rizky : Great! Perkembangan scene yang pesat saya dengar dari teman-teman lainnya walau ga saya alami langsung tapi saya salut sama scene yg ada di Indonesia, Khusunya Bandung


Zombieland : Perbedaan scene musik bandung yang dulu dengan yang sekarang?

-Bimo : Dulu kapan? Setau saya pergerakan DIY di Bandung baru masuk akhir 90an menuju jaman millennium. Ya gitu menurut saya bedanya hanya dari sarana berekspresi (tempat/gedung Saparua) dan ruang gerak, Karena awal-awal pastilah masih meraba-raba (karena baru memulai) belum lagi keterbatasan sumber yang menyulitkan penggiat untuk mencari informasi (juga mungkin terhambat akibat pergeseran orde lama menuju orde baru)

-Chandra : Menurut saya dulu kebanyakan scene-scene di Bandung saling memisahkan diri namun sekarang sudah mulai bekerja sama dalam banyak hal

-Rizky : Aduh saya kurang memperhatikan perkembangan scene di Bandung hehehe akan tetapi scene apapun dimanapun akan selalu support, Karena hidup saya ga selalu harus memperhatikan perkembangan scene namun dibalik ini semua saya selalu mencoba membuka gerbang untuk ingin tahu bagaimana scene di era kita sekarang ini khususnya Bandung hehehe

-Rizal : Ga ada yang beda sih, Cuman yang beda dari diri kita sendiri yg terlalu memandang perbedaan hehehe

-Rengga : Dulunya tahun berapa dulu nih? Klo “dulu” nya jaman-jaman saparua saya kurang tau, Karena saya mungkin waktu SD, Kurang tau sih takut salah juga klo di jawab


Zombieland : Seberapa penting etos Do It Yourself untuk kalian?

-Rizal : Begitu sangat penting, Ga perlu saya jelaskan tentang itu, Mungkin mereka yang mengerti bisa mengerti apa yg saya maksud dan orang-orang yg tidak mengerti dengan Do It Yourself silahkan cari saja apa itu yg disebut Do It Yourself, Akan berpengaruh besar pada kehidupan yg tau apa itu Do It Yourself

-Rizky : Saya kurang bisa mendefinisikan seberapa pentingnya karena saya ga mau mengucapkan secara pede bahwa etos Do It Yourself itu penting hahaha

-Chandra : Penting, Karena kita berada di jalur yang bisa dibilang seperti itu. Selama kita bisa bergerak sendiri dalam soal rilisan, Merchandise dan lain lain, Kenapa tidak? Karena disini kepuasan dan pertemanan yang kita cari bukan keuntungan dalam bentuk materi

-Bimo : Penting sebab itu salah satu cara meminimalisir ketergantungan terhadap mereka para pemodal, Karena dari mulai segala sesuatunya dalam pengerjaan album ini kita melakukan nya dengan sendiri juga dibantu dan di support oleh teman dan orang-orang terkasih. Itu tandanya kita masih percaya Do It With Your Friends, Kita menemukan kepuasan berada di jalur ini, Simple that’s it!


Zombieland : Setuju ga sih kalian tentang pelabelan band DIY atau band Mainstream?

-Rengga : Bebaslah itu mah, Kumaha kalian yang menjalani nya, Kalian pun tau sendiri mana yang enak mana yang engga, Bebas hahaha teu nyambung

-Chandra : Setuju ga setuju pelabelan band DIY atau mainstream sudah terjadi sejak dulu, Kami tidak pernah menganggap jalur DIY adalah jalur yang paling benar atau jalur mainstream yang paling bersalah, Karena semua diberi kebebasan untuk memilih pada jalurnya masing-masing sesuai keinginan kita, Satu sama lain akan merasakan kepuasannya sendiri

-Bimo : Gak setuju! Karena itu bukan jadi tolak ukur, Itu malah akan menjadi pengotak-ngotakan dalam berkarya, Karena jika membahas tentang musik itu akan menjadi Universal, Karena musik adalah semua!

-Rizal : Ahhh pelabelan menurut saya tidak penting , Semua orang bisa bermain musik,  Kenapa diperbedakan antara DIY dan mainstream, Kata-kata yang saya ambil ketika berbincang dengan personil Krass kepala (Margoman Krass) dia bilang balik lagi kepada keyakinan sendiri deh, Itu kata-kata yang saya tidak pernah lupa dari sosok (Margoman Krass)

-Rizky : Bebas-bebas aja sih kalau kata saya mah karna ga ngeganggu jalannya kita hehe


Zombieland : Kalian lagi seneng denger apa nih akhir-akhir ini? Referensi juga buat pembaca

-Rizal : Untuk sekarang saya sering mendengarkan musik Sludge, Crust punk dll

-Rizky : Lagi suka dengerin Light Bearer, Nothing, Vallendusk dan Hierophant

-Bimo : Waaah playlist saya belakangan ini random banget,Dari mulai Chrisye “Resesi”, Deafheaven “New Bermuda”, Kaveh Kanes “Capital”, Bastard Priest “Ghouls Of The Endless Night”, Taake “Stridens Hus”, Papir “III”, Green Beret “The Cult Of State”, Alvvays “Alvvays”, Ride “Going Blank Again”, Monolord “Empress Rising”, YOB “Clearing The Path To Ascend”, Wild Nothing “Golden Haze”, Fy Fan “Ah Nej”, Tigapagi “Roekmana’s Repertoire”, The Silent Love “Unloved”, Pharmakon “Ache”

-Chandra : Stars And Rabbit, Ben Howard, Dissection, Daighila, Hammercult, Pity Sex, Hinsidig, Hypomanie, Crossburner, Black Autumn, Daft Punk, Marissa Nadler, The Banana Session, Bjork, Jake Bugg, Blonde Redhead, Kings Of Convenience, Soom T, Die Antwoord dan Bob Marley hahaha


Zombieland : Menurut kalian penting ga sebuah media alternatif semacam zine,blog,webzine,newsletter dll buat kalian?

-Rizky : Sangat penting karena media alternatif tersebut bisa menjadi jembatan untuk orang-orang bisa mengenal kita lebih dalam. Media seperti ini bisa membantu spreading lebih luas hehe

-Rengga : Media seperti itu bisa menambah wawasan Scene-scene yang ada di dunia hahaha

-Rizal : Menurut saya itu penting, Untuk sebuah perkenalan band pertemanan dll

-Chandra : Menurut saya sangat penting karena media alternatif seperti blog atau webzine bisa dilihat oleh siapa saja diseluruh dunia. Newsletter berbentuk zine penting juga menurut saya, Karena zine disini pasti selalu melibatkan band-band bawah tanah dan isu-isu yang sedang hangat-hangatnya dan ada juga penjelasan-penjelasan tentang pengalaman dalam bentuk tulisan

-Bimo : Hehehe kalo kata Inul daratista “Bagai sayur kurang garam, Kurang enak, Kurang segar” jadi penting!


Zombieland : Buat yang pengen tau lebih tentang Grasp Of Dynamite, Bisa kontak kemana?


-Rizky : Twitter & Instagram : graspofdynamite

-Bimo : Mungkin udah dijawab sama yang lain, Soalnya saya gak ngurusin kontaknya Grasp Of Dynamite hehehe


Zombieland : Ada pesan buat yang baca interview Zombieland kolektif bareng Grasp Of Dynamite?

-Rengga : Tetap semangaaaat!!

-Rizal : Pesan untuk yg membaca interview ini, Tetap semangat saja dengan apa yg kalian jalani tanpa harus merugikan orang lain

-Rizky : Jalani apa yang kalian percaya! Jalan ada dibawah kaki kalian sendiri, Tetap semangat cheerssssss!

-Bimo : Pesan untuk kawan-kawan siapa saja, Dimana saja, Persenjatai diri kalian dan tetap semangat!

-Chandra : Pesan buat yang membaca jangan mudah terperngaruh oleh orang lain, Jadilah diri sendiri dan jangan terlalu serius menanggapi kami disini hihi Carilah keadilan untuk diri kalian sendiri, Maju terus perlawanan!


Zombieland : Makasih banyak Grasp Of Dynamite sudah rela meluangkan waktunya untuk interview dengan Zombieland Kolektif, Interview ini akan dimuat di blognya zombieland landofzombie.blogspot.com, Ada pesan ga nih buat Zombieland Koletif?

-Bimo : Tetap semangat kawan-kawan, Jangan pernah merasa lelah berada di jalur kalian, Slengean doang preman gang juga bisa, Yakan? Kasih kontribusi dalam bentuk apapun, Gunakan pergerakan mudamu semaximal mungkin! CHEERS

-Rizal : TETAP SEMANGAT !!! Cheeerrsss

-Chandra : Pesan buat zombieland kolektif tetap semangat walaupun tidak semua volunteers didalamnya mau bekerja sama atau peduli dengan kegiatan yang dilakukan selama kolektif ini berjalan, Karena memang memerlukan kesadaran diri masing-masing untuk membantu membangun secara bersamaan, Dan bagi yang memiliki ide-ide atau masukan-masukan yang sudah terucap tapi hanya sekedar opini mari realisasikanlah! Karena yang inginpun pasti membantu, Sampai saat ini apa yang Zombieland lakukan sudah bisa kami anggap sangat membantu karena menyediakan gig-gig kecil bagi band-band seperti kita dan yang baru bermunculan, Namun terlihakt agak lamban pergerakan Zombieland saat ini saya rasa, Mabok mah harus jalan terus biar ga kaku, Long live perlawanan! Long live pertemanan! Cheers

-Rengga : Makin edaaaaan Zombieland!

-Rizky : Terimakasih Zombieland Kolektif telah memilih Grasp Of Dynamite untuk interview kali ini kalian memang juara hehe thank Zombieland cheersssss! Band yang lain menunggu kalian diluar sanahhhhh


Thx Grasp Of Dynamite.. Sukses terus buat Grasp Of Dynamite! Sukses juga untuk Album The Abyss dan rencana tournya, Sangat saya tunggu kejutan-kejutan berbahaya dari kalian berikutnya! Tetap semangat, Cheers!