Salah satu Interview Zombieland Kolektif bersama Grasp Of Dynamite unit Blackened Crust asal Bandung yang telah mengeluarkan 1 Album In Darkness We Alive 1 EP Satanica Krust Impera dan album teranyar mereka The Abyss yang akan rilis pada tahun ini. Kebetulan Zombieland Kolektif dapet kesempatan ngobrol serius nan santai bareng mereka serta dapat kesempatan untuk sedikit mereview album teranyar mereka The Abyss yang akan rilis tahun ini! So Check This Out!
Zombieland : Setelah album The Abyss ada rencana apalagi nih dari kalian?
Zombieland : Hallo
Grasp Of Dynamite, Gimana kabar kalian?
-Rizal : Hello juga, Kabar kami selalu baik dan selalu tersenyum hahaha
-Bimo : Hallo Zombieland crues, Kabar kurang baik datang dari saya
personal sih, Lagi ngerasa low and down adaptasi perpindahan cuaca yang ekstrim
sepulang tour borneo kemarin, Juga Bandung yang memang sedang lagi di guyur
berkah (kata orang tua sih) hehe
-Rizky : Hallowwwwww baikkkkk nihhhh hehe
-Chandra : Sedikit lemas banyak sendunya, Sedang tak sabar
menunggu rilisan album kedua kita yang sedang dalam proses pembuatan kaset pita
-Rengga : Bersyukur baik selalu
Zombieland : Line up
Grasp Of Dynamite itu siapa aja?
-Bimo : Rizal
pada Vocal di barisan terdepan, Kiki (Ude) di Bass, Rengga (Gareng) di Rhtym,
Candra (Wirog) mengisi Lead Guitar dan saya Bimo pada drum di paling belakang,
Walaupun sejak awal sempat mengalami beberapa perubahan pada line up
Zombieland : Bisa
sedikit bercerita awal mula kalian terbentuk?
-Rengga : Awal mula Grasp
Of Dynamite terbentuk yang saya tau awalnya sih bukan Grasp Of Dynamite namanya tapi UK
Decay, Untuk selebihnya bisa dijawab Wirog, Karena Wirog bisa disebut
kuncen dari Grasp Of Dynamite hahaha
-Rizal : Pertama Grasp Of Dynamite dibuat
karena ada kesamaan orang-orang yang menyukai musik D-beat, Crust, Punk, Hc/Punk
dll. Mereka satu pemikiran untuk membentuk sebuah band dari pertama berdiri nama
band bukan Grasp Of Dynamite hehehe
-Rizky : Tepatnya Wirog lebih tau awal mula terbentuknya Grasp Of Dynamite, Yang kemudian masuk
lah saya dengan Bimo tepatnya pada tahun 2010.. Yang pada saat itu berisikan
Wirog (Lead guitar) Bimo (Drum) Ude (Bass) dan alm.Rangga Kojek (Vocal) dan
Ditahun yang sama masuklah Rengga/Gareng (Rhytm) sebagai pendamping Wirog (Lead
guitar) dan menghasilkan 1 album In
Darkness We Alive yang hanya dirilis menjadi EP berisikan 4 track Satanica Krust Impera EP bisa cek di Satanica Krust Impera. Lalu hengkangnya alm.Rangga Kojek sempat mengosongkan tempat vokal yang pada
saat itu awal pembuatan album The Abyss
dan di gantikan oleh Rizal di tahun 2014 dan melanjutkan projek ini .
-Bimo : Hehehe sebenernya saya cuma pemain cabutan mas, Kurang tau
dan takut salah juga kalo menjabarkan dari awal mula terbit kek apa gesekan
medan magnet positive negative sampe jadi dynamite ini hehehe tapi setahu saya
mereka sudah bertransformasi dari beberapa aspek yang cukup drastis dan
signifikan, Dari awal memainkan riff 1 ke 2, 2 ke 3 lalu bereksperimen dengan
asupan metal mencoba mencampur dan menyiasati agar tetap “Roots” hingga
sekarang terus bereksplorasi, Menggali kemungkinan lebih jauh dengan memastikan
part-part ganjil ala Chaotic yang coba diaduk dengan Atmosphere dan Ambient
kemarahan, Yang mungkin jauh lebih kompleks dan rumit dari sebelumnya
-Chandra : Singkatnya awal mula kami terbentuk bernama UK Decay dan masih bergenre D-Beat
Crust Punk. Lalu berganti nama menjadi Grasp
Of Dynamite jika disingkat GOD
yang berarti tuhan. Terjadi beberapa kali pergantian pemain hingga formasi saat
ini, Album pertama kami In Darkness We
Alive (2012) berisikan lagu-lagu yang kental dengan aroma Dark Crust
Hardcore yang di beri sedikit sentuhan Sludge.
Lalu album kedua kami The Abyss
menyusul di tahun 2015 yang baru bisa kita nikmati di tahun 2016 karena masih
dalam proses pembuatan fisik berbentuk kaset pita
Zombieland : Definisi
nama Grasp Of Dynamite?
-Rizky : Lempar ke kakang wirog hehe
-Chandra : Grasp Of
Dynamite berarti mencengkram bom atau dinamit yang selalu siap untuk
meledak, Jika disingkat GOD yang
berarti tuhan, Kita adalah tuhan untuk diri kita sendiri
-Bimo : Saya Cuma pemain cabutan mas, Kurang tau dan takut
salah juga kalo menjabarkan definisi Grasp
Of Dynamite, Dari segi personal Grasp
Of Dynamite saya anal-logikan “Menggenggam sebuah harapan” Harapan yang
dimaksud itu muncul dari “Dynamite” yang mungkin akan meledak kapan saja ia
mau, Arti dari segi personal aja sih mas hehehe kalo beda sama yang lain wajar
hehehe
-Rengga : Grasp Of
Dynamite klo diartikan ke bahasa inggris artinya genggaman dinamit, Namun
bila disingkat menjadi GOD yang
artinya gabungan orang dermawan hahaha duh saya kurang tau mengapa namanya Grasp Of Dynamite atau disingkat GOD
Zombieland : Sekarang
Grasp Of Dynamite sedang sibuk apa?
-Rizal : Kita sedang sibuk membuat album The
Abyss yang pertama kita akan keluarkan rilisan berbentuk kaset pita
-Rengga : Sekarang kita lagi sibuk proses pembuatan album The Abyss
-Bimo : Sebetulnya kami disibukan dengan pekerjaan rumah The Abyss yang tak kunjung selesai dari
tahun lalu. Dari mulai terbentur masalah finansial, Kesibukan ga jelas dari
setiap personal, Hingga sulitnya mengatur porsi waktu untuk sekedar meluangkan
attention nya agar pekerjaan rumah segera selesai, Tapi memang target tuh tahun
ini harus sudah Release mas hehe supportnya juga ya, Supaya dapat mukzizat dan
lancar di setiap prosesnya
Zombieland :
Kebetulan saya punya demo kalian The
Abyss yang berisi dua track "The Abyss" dan "Sang Raksasa
Tenggelam" sebenernya album The
Abyss itu berisi berapa track ?
-Bimo : Wah, Asik! Tapi versi demo tuh emang bener-bener Raw
version mas tanpa dipercantik, Dengan maksud agar teman-teman bisa memecah rasa
penasaran nya akan album The Abyss kita,
Juga kita sebar luaskan secara free. Jika adapun teman yang harus merogoh kocek
untuk mendapatkan nya, Itu karena kita kemarin ngebantu fund raising untuk
Pirata house. Oiya, Semua materi didalam ada 8 mas plus 1 materi (Cover song)
-Rengga : The Abyss
terdiri dari 9 track
-Rizal : kami cover satu lagu dari band Italy yg menurut kita musik mereka
berpengaruh dalam album The Abyss
-Chandra : Berjudul “We Know Love”
-Rizky : “Sang Raksasa Tenggelam” “The Abyss” “Kobaran Api Abadi” “Broken Dreams”
“Tanpa Gembala” “Merana Murka” “Sun That Never Sets” “Lonely Bones” “We Know
Love (Cover song)”
Zombieland : Bakal di
rilis dalam bentuk apa album The Abyss
?
-Bimo : Awal obrolan sih kita sepakatnya dalam format CD, Tape
(tidak menutup kemungkinan jika nanti juga dirilis versi Digital)
-Rizky : Pada awal kita sudah mengerjakan projek ini dirilis
dalam bentuk kaset pita dan mungkin selanjutnya CD mudah-mudahan aja Vinyl
hahahaha
-Rengga : Album The
Abyss bakal kita rilis dalam bentuk kaset pita
- Chandra : Untuk saat ini dalam bentuk kaset pita yang kita
buat terlebih dahulu setelahnya kita akan rilis dalam bentuk cd juga
Zombieland : Untuk
materi lagu siapa yang buat ?
-Rizal : Untuk konsep lagu mungkin kita yg membuat dan beberapa personil yg berpengaruh
besar untuk membuat materi Bimo (Drum) Wirog (Lead guitar)
-Rengga : Untuk materi lagu kebanyakan Bimo dan Wirog yang membuat,
Yang lainya paling hanya menambahkan dan mengurangi apa yang kurang pas dalam
materi lagu tersebut
-Rizky : Mas-mas komposer Bimo & Wirog
-Bimo : Klo untuk materi lagu, Dari awal pengerjaan The Abyss biasanya saya yang membuat
rangka awal hingga terbentuk bagan, Lalu saya lempar Chandra untuk melengkapi,
Barulah dikerjakan bersama yang lain hehehe
-Chandra : Beberapa lagu saya yang buat dan Bimo pun seperti
itu dan beberapa lainnya kita buat bareng-bareng dan semuanya kita aransemen
bareng-bareng
Zombieland : Lirik
kalian biasanya nyeritain apa?
-Rengga : Tentang kehidupan sehari-hari, Realistis banget
orangnya teh hehehe
-Chandra : Tentang alam jagat raya, Kehidupan dan kematian,
Agama, Tuhan dan iblis, Lingkungan sekitar, Ketidak adilan dan isu-isu tragedi
didalam atau diluar lingkungan sekitar kita
-Bimo : Waduh kalo lirik ya ga jauh mas, Kita menyuarakan
apa permasalahan di sekitar. Dari contoh Budaya, Ruang lingkup yang semakin
tercemar, Kekesalan terhadap diri sendiripun ada
Zombieland : Butuh
berapa lama proses pengerjaan album The
Abyss ?
-Rengga : Kurang tahu berapa lama, Sekarang saja kita sedang
proses pembuatan kaset pita, Yang jelas album The Abyss ini akan menjadi album yg woooow buat Grasp Of Dynamite, Karena prosesnya
juga bebeakan pisan hahaha tahun ini akan segera rilis albumnya
-Chandra : Proses pengerjaannya cukup lama juga saya rasa
dan pengerjaannya pun saya lupa berapa lamanya. Proses rilis setelah materi untuk
album siap untuk digarap terbilang lama
-Bimo : Wahaha malu sebenernya jawab pertanyaan no 10 ini
hehehe bisik-bisik aja boleh ga sih mas? Hehe hampir kurang lebih 2 tahun mas
mengalami mandek yang tak kunjung usai, Untuk juga tidak jadi bubur
-Rizky : 2 tahun kurang, Dikarnakan pada tahun 2014
hengkangnya alm.Rangga Kojek membuat progress projek ini belum bisa dimulai
karna kita harus mencari vokal sesuai karakter projek ini. Sempat
terombang-ambing ga jelas kapan track projek ini dimulai sampai akhirnya kita
rekrut Rizal untuk mengisi vokal dipertengahan tahun 2014 sehingga kita perlu
proses untuk memberi kesempatan Rizal beradaptasi , Kala itu sempat berhenti
ditengah jalan karna semua personil menyibukkan diri untuk mempersiapkan diri berangkat ke Chaos In Rumah Api dan
akhirnya kita meneruskan projek ini di tahun 2015 dengan minim dana kita
mencoba menyicil shif demi shif yang sangat menyita banyak waktu dan diakhir
tahun 2015 kita berhasil menyelesaikan mixing dan mastering yang akhirnya
selesai juga, Kini rilisan sedang dalam proses pembuatan hehehehe
Zombieland : Apa
perbedaan paling mencolok dari album kalian yg pertama In Darkness We Alive dengan album kedua The Abyss ?
-Rizal : Perbedaan menurut saya sangat jauh sekali. Berawal dari musik D-beat,
Crust,Punk, Hc/punk dll. Sekarang kita membuat lebih beda, Dengan alunan
Sludge, Blast, Atmospheric
-Chandra : Karena referensi lagu yang kita dengar semakin banyak dan
sangat beragam, Kita pun ingin mencoba meperbaharui genre musik yang kita
mainkan. Hardcore Crust yang kita tambahkan aroma Sludge Doom dan part-part
Atmospheric Black Metal di album kedua ini
-Rengga : Dari segi Riff sudah mencolok perbedaan nya, Album
In Darkness We Alive itu Crust nya
lebih ngena, Sedangkan The Abyss
masih tetep ada Crust nya hanya saja dipadukan dengan taburan Black Metal
-Rizky : Di album The
Abyss ini yg lebih mencolok dari album sebelumnya adalah di album The Abyss lebih kental terhadap Atmospheric
nya serta di oles Sludge yang bercampurkan Hc/Punk dan sampling-sampling yg
dapat merobek kuping kalian hahahaha intinya lebih greget dari album
sebelumnya
-Bimo : Perbedaan sangat benar terasa jika mas teliti, Sebab
itu balik lagi ke no.2. Transformasi haluan ini cukup drastis dan memekak
telinga kalian yang memang mengikutinya. Dari mulai Sound, Karakter,
Hingga materi, Karena pendewasaan karya/musik itu nyata. Pendewasaan
karya/musik bukan berarti “Poser” yang pindah-pindah haluan , Tapi bagaimana
dia menikmati karya/musik dan menghargai nya tanpa keterpaksaan. Dibuat nyaman
lah mas hehe
Zombieland : Kalian
bisa sebut apa konsep album The Abyss
ini ?
-Rengga : Konsep edan-edanan
-Rizky : Konsep/projek anjing edan Hahahahaha
-Rizal : Konsep di album The Abyss kita
bisa sebut sebuah perlawanan dengan lirik-lirik kita, Lirik-lirik yang
mengungkap kebenaran di jaman kejamannya
-Bimo : Ini konsep ngalor ngidul tapi ga ngawur hehe karena memang
mengalir spontan tanpa benar-benar terkonsep tapi mencoba dikemas dengan tema
Blackened Crust, Tema yang sebetulnya masih sama seperti album sebelumnya In Darkness We Alive
-Chandra : Blackened Crust – Atmospheric – Sludge – Doom –
Hardcore
Zombieland : Sedikit
flash back ke tahun 2015 dimana kabar duka datang menyelimuti kalian, Kabar
buruk yang sama sekali sangat tidak ingin kalian dengar, Ketika mantan personil
kalian Rangga alias Kojek menghembuskan nafas terakhirnya, Yang saya ingin
tanyakan bagaimana sosok Rangga Kojek dimata kalian? kebetulan saya pertama
mendengar Grasp Of Dynamite pada track “Satanic Empire” di album In Darkness We Alive saat vokal masih di
isi mendiang Rangga Kojek
-Rengga : Gimana ya, Kojek tuh orangnya baiklah
-Rizky : Ramah dan smile everywhere
-Rizal : Ya kami beberapa bulan yang lalu mengalami duka mungkin itu duka yg sangat
besar (menurutku) sosok Rangga Kojek dia begitu baik dan dia humoris juga, Yang
saya sesalkan selama ini dan sampai mendiang Kojek menghembuskan nafas terakhir
saya ingin bernyanyi bersama dalam salah satu gig, Tapi apa ada daya.. Saya
menyesali itu keinginan saya untuk bernyanyi bersama di salah satu gig tidak
tercapai (begitu sangat sedih atas kepergiannya)
-Chandra : Rangga Kojek bagi saya adalah sosok seorang yang pendiam,
Baik hati, Jarang sekali marah dan cool banget. Namun ketagihan akan game
online sehingga beliau selama masih hidup tidak lagi bisa menyempatkan waktu
untuk band ini karena kesibukannya pun bekerja di warnet game online, Saya
sangat rindu sekali bercengkrama dengan dia dan juga rindu mendengarkan suara
teriakan dia selama mengisi vokal di band ini, Rest In Peace kawan!
-Bimo : Iya, Akhir tahun 2015 menjadi momok yang menakutkan
sekaligus menjadi tahun duka dimana salah seorang keluarga kami meninggalkan kami untuk
selamanya. Rangga seorang rekan sejak semasa duduk di bangku dasar hingga
berkomitmen untuk membentuk band ini, Seorang yang ramah, berbudi pekerti,
sosok yang sedikit kurang bisa mengambil sikap karena terlalu ramah (menurutku
sih). Banyak sudah waktu yang kita habiskan bersama, You got an immortal place
up there! Semangatnya masih melekat bersama kita
-In Memoriam Rangga Kojek (Vokal) With Grasp Of Dynamite- |
Zombieland : Semoga
beliau berada di tempat yang paling baik, Tetap Semangat! Balik lagi ke review
album kalian yg kedua The Abyss
dimana vokal beralih ke Rizal, Sempat ada hambatan ga sih ketika ada perubahan
line up untuk proses pengerjaan materi baru kalian?
-Rizky : Pastinya ada kendala saat merubah line up sampai
kita harus terpaksa menunda terbitnya rilisan, Waktu yang terbuang sia- sia, Namun
semua sudah terlewati hehehehe
-Rizal : Ya mungkin menurut saya setiap pergantian line up pasti ada kesulitan
diantara masing-masing personil,Tapi lambat laun kita bisa menjadi satu kembali
-Rengga : Ya pasti ada, Saling beradaptasi satu sama lain
-Bimo : Kesulitan dalam lingkup apa nih? Kendala nya sih ada
pada pembentukan dan penyelerasan karakter baru, Mengkombain kepala baru agar
menjadi warna tanpa merubah komposisi dan ritme awal tujuan ini. Kebetulan gak
sulit bagi kami ketika harus menyelaraskan Rizal pada vokal (Mengganti Rangga)
-Chandra : Pasti selalu ada kesulitan dan hambatan, Jalani
saja dengan kerja sama
-Grasp Of Dynamite Line Up- |
Zombieland : Setelah album The Abyss ada rencana apalagi nih dari kalian?
-Bimo : Mungkin awal release kita akan melakukan launching
tour seperti pada obrolan awal ketika pengerjaan album ini, Yang pastinya akan
selalu ada kejutan-kejutan kecil dari kita untuk teman-teman diluar sana. Karena
setiap karya yang kita hasilkan juga akan menjadi cermin evaluasi untuk kita
sendiri, Agar selalu bisa mengetahui kurang dan letak kelemahan kita. Semoga
kedepan nya bisa lebih produktif lagi dalam berkarya
-Rengga : Ada rencana untuk melakukan mini tour untuk
mengenalkan album The Abyss doakan
saja semoga tidak ada hambatan
-Chandra : Setelah selesai rilis inginnya sih launching
sembari tour lalu membuat materi-materi baru untuk album ketiga
-Rizal
: Mungkin setelah keluar
Album The Abyss ini rencana kita akan
menjadwalkan tour ke beberapa kota
-Rizky : Launching sambil
tour yeeeeeeeahhhh semoga deh soalnya udah ngobrol juga sama yang lain
agendanya begitu tinggal merealisasikannya aja sih hehehehe
Zombieland : Selain ngeband kalian lagi
pada sibuk apa?
-Chandra : Sibuk bermimpi, Cari pundi-pundi, Berkarya dalam
bentuk Artwork, Nyablon bila ada orderan atau mau produksian buat dijual, Bantu
kolektif kawan-kawan, Sibuk nunggu pasangan haha dan sibuk nongkrong sambil
pusing!
-Rizky : Sibuk sendiri macam ngelamun maximal satu jam buat
sesi tanya jawab sama diri sendiri semacam intropeksi diri hahahaha mencari
sesuap dua tiga suap nasi hahaha mencoba membuka gerbang komunikasi dengan
orang-orang yang baru kenal di scene hehe ya gtu lah life hahahaha
-Rizal : Sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masingnya
-Bimo : Diluar aktivitas ngeband paling saya ada rencana lanjut
kuliah lagi karena sempat terbengkalai hehehe saya sendiri ngerunning project
dengan beberapa teman yang mungkin kurang relevan jika saya publikasikan, Yang
jelas sih sama cari duit, Menabung untuk rekaman, Karena saya pribadi menjalankan
beberapa side project. Saya juga suka nulis, Tapi masih sulit menemukan lahan
tempat yang pas untuk menumpahkan dan menggali lebih dalam (Cuma hobi aneh aja)
hehe
-Rengga : Sibuk mencari uang untuk kehidupan sehari-hari, Ya
begitulah sibuk seorang pengacara, You knowlah hahaha
Zombieland : Selain
Grasp Of Dynamite, Personil punya project band lain?
-Rizal : Hampir semua personil kita
mempunyai band selain Grasp Of Dynamite
-Rizky : Kalau saya pribadi sih Cuma satu Grasp Of Dynamite fokus satu dulu sampai bisa tanggung jawab
sepenuhnya baru bisa bikin projek lagi hehe
-Chandra : Saya punya 2 project band lain After Shock yang belum aktif kembali
dan The End Of State band yang
desember lalu melaksanakan tour
-Rengga : Saya masih menjadi bagian dari Disabled woles weh jeng barudak Disabled mah haha
-Bimo : Iya saya ada beberapa side project, Sekitar lebih
kurang 7 atau 8 saya lupa lagi, Tapi itu terbentur lagi dana dan waktu yang
sungguh sulit di manage (Menurut saya). Project yang benar-benar jalan hingga
saat ini ya paling Disabled dan Moragrifa Karena keduanya juga sedang
melakukan progress materi anyar untuk album selanjutnya
Zombieland : Dimana
gig paling berkesan buat Grasp Of Dynamite?
-Bimo : Semua gigs adalah berkesan karena dilalui dengan
senang, Tidak dibawah tekanan, Tentunya mereka mempunyai porsi tersendiri dalam
memberikan kesan dan pesan yang berbeda. Iya semua gigs mengasyikan
-Rengga : Maximum Rock N Roll dan Chaos In Rumah Api!
-Chandra : Waaaah hampir semua gigs berkesan buat saya
-Rizal : Menurut saya gig yang paling berkesan di Maximum Rock N Roll 2015 di
Chinook bar
-Rizky : Chaos In Rumah Api, Maximum Rock N Roll, Libertad Fest, Total
Crust Mayhem dan Living Dead Vol.1
Zombieland : Kalian
udah pernah main di Chaos In Rumah Api, Gimana nih pas main disana? Tahun
berapa sih? Bisa sedikit berbagi cerita ketika kalian waktu main disana
-Chandra : Waduh,
Saya ga bisa menjelaskan soal tour dua tahun lalu karena saya ga hadir disana.
Sad
-Rengga : Buat saya Chaos In Rumah Api adalah salah satu gig
terbaik di South East Asia, Chaos! Tahun 2014 kita ikut mengisi di Chaos In
Rumah Api 2, Namun sayang waktu itu Wirog ga bisa ikut ke gig Chaos In Rumah
Api..Sad
-Rizky : Chaossssssss!!! Sama kaya nama gigsnya benar-benar
chaossss. Kalian bisa saksikan di Youtube: Grasp Of Dynamite - The Abyss Live At Chaos In Rumah Api yes agree space yang sangat mengagumkan, Tempat yang besar dan terorganize
dengan baik hehe
-Rizal : Kita bermain di Chaos In Rumah Api sangat chaoosss dan
menurut saya band Asia harus mencoba bermain disana karena disana begitu ramai,
Solidaritas disana sangat kuat. Saya bertemu dengan beberapa personil band yang
di negara saya band mereka sudah banyak yang mengenal band itu, Kita bermain di
Chaos In Rumah Api pada Tahun 2014
-Bimo : Semua diluar ekspektasi karena jauh dari harapan
awal, Disitu kita bermain tanpa Chandra sebab ada masalah intern yang membuat
dia tidak bisa pergi. Tentunya kita tidak dalam formasi lengkap dan sedikit
pincang, Tetapi crowd dan sahabat (juga Booze)bisa menjadi pelengkap juga
penyeimbang, Gig sangat berkeringat, Menjadi liar (dalam koridornya) begitu
intim dengan teman-teman audience. Mereka teman-teman Rumah Api adalah power
dengan keramah-tamahan nya, Seketika feelin homey karena nyaman, Pokonya asik,
You guys should try somedays
-Grasp Of Dynamite Live At Chaos In Rumah Api 2014- |
Zombieland : Untuk
scene musik disana kaya gimana sih?
-Rengga : Edaaaan, Chaos!
-Bimo : Skena musik di lingkup Rumah api tidak jauh beda
dengan skena musik di Bandung sekarang. Begitu banyak band baru lahir bak jamur
di bangkai pohon yang telah mati, Begitu banyak harapan muncul dari regenerasi
dengan beragam warna dan corak yang berbeda menjadi sumbu semangat inspirasi
bagi sekitarnya tentu saja, Tapi jika membahas skena di lingkup Kuala Lumpur
masih banyak skena-skena yang terbentur ideologi so nasionalis hehe serius
-Rizky : Ga beda jauh ko sama Bandung yang cemerlang tuh
disana scene nya sangat terorganize dengan baik hehe ga ada yg namanya telat
datang personil atau alesan kejauhan venuenya dll hahaha
Zombieland : Masuk ke
tanya pendapat ya, Apa sih arti rilisan fisik buat kalian? Seberapa penting
rilisan fisik itu buat kalian?
-Bimo : Rilisian fisik menurut saya pribadi adalah “Mahar”
jika membahas pernikahan. Tentunya menjadi organ yang penting dalam seluruh
rangkaian dan tujuan berkarya/bermusik itu sendiri. Entah bagaimana kalian
mencerna arti tersebut, Tapi sungguh akan menjadi tanda dan bukti eksistensi
kelak menurut saya! Sebab karya tidak akan mati dimakan zaman
-Wirog : Rilisan fisik tidak hanya bisa didengar namun bisa
juga dilihat dan disentuh hahaha tentunya sangat penting bagi saya, Rilisan
fisik menandakan bahwa band kita aktif dan orang lain yang suka bisa memiliki
untuk didengarkan kapan saja
-Rizky : Sangat berarti! Karena rilisan fisik adalah bukti
bahwa karya telah dikemas sedemikian mungkin menjadi sebuah fisik
-Rengga : Rilisan fisik tuh suatu kepuasan bagi saya, Hasil
kreatifitas kita yang dikemas secara fisik
Zombieland : Gimana
cara kalian mendistribusikan rilisan kalian?
-Rizky : Banyak cara mendistribusikannya hal pertama saya
percaya kekuatan teman support ga akan berhenti dari sahabat-sahabat lalu bisa
lewat media alternatif seperti account sosial media Grasp Of Dynamite
-Rizal : Untuk mendistribusikan rilisan, Kita menjual dengan mulut kemulut terlebih
dahulu
-Chandra : Media sosial, Mulut ke mulut, Dari gigs dan juga
kawan-kawan
-Rengga : Menawarkan dari mulut ke mulut, Media Sosial,
Melakukan Trade. Banyaklah jaman sekarang cara untuk mendistribusikan suatu
rilisan
-Bimo : Ya kita masih mengandalkan fasilitas dan
keterbatasan yang ada dari mulai issue (pengerjaan) hingga nantinya mereka
curious to death, Lalu masuk tahap spreading by hand melalui semangat dan kerja
sama kita sendiri dan teman-teman dan record juga store yang ingin terlibat
dalam pendistribusian, Kenapa tidak jika tidak ada yang merasa dirugikan?
Zombieland : Pendapat
kalian tentang scene Hc/Punk di indonesia? khususnya kota kalian bandung
-Rengga : Hade, Makin banyak Scene yang lahir di Bandung, Semakin
banyak teman. Beware!
-Rizal : Pendapat saya untuk scene DIY Hc/Punk di Bandung sangat-sangat pesat dan
begitu banyak yang tertarik dengan musik-musik scene DIY Hc/Punk
-Bimo : Saya pribadi bermusik karena lebih tertarik akan semangat
DIY ketimbang politik atau ideologi yang lain nya, Ya pendapat saya skena musik
DIY di Bandung masih terbentur dengan studio show meskipun banyak berlahiran
band-band keren dari panasnya dan intim nya studio show, Tapi mengapa tidak
mencoba alternatif lain? Masih banyak space atau lahan di sekitaran Bandung kok
yang bisa di prospek, Tergantung kitanya. Bukan nya saya tidak setuju dengan
studio show, Tapi kasian karena tidak semua teman-teman audience bisa menjadi
saksi bermunculan nya band hebat dan keterbatasan oksigen juga lahan gerak untuk
si pemain band
-Chandra : Semakin berkembang karena bertambahnya
volunteer-volunteer lain yang bekerja sama dan semakin bermunculan
generasi-generasi baru
-Rizky : Great! Perkembangan scene yang pesat saya dengar
dari teman-teman lainnya walau ga saya alami langsung tapi saya salut sama
scene yg ada di Indonesia, Khusunya Bandung
Zombieland :
Perbedaan scene musik bandung yang dulu dengan yang sekarang?
-Bimo : Dulu kapan? Setau saya pergerakan DIY di Bandung
baru masuk akhir 90an menuju jaman millennium. Ya gitu menurut saya bedanya
hanya dari sarana berekspresi (tempat/gedung Saparua) dan ruang gerak, Karena
awal-awal pastilah masih meraba-raba (karena baru memulai) belum lagi
keterbatasan sumber yang menyulitkan penggiat untuk mencari informasi (juga mungkin
terhambat akibat pergeseran orde lama menuju orde baru)
-Chandra : Menurut saya dulu kebanyakan scene-scene di
Bandung saling memisahkan diri namun sekarang sudah mulai bekerja sama dalam
banyak hal
-Rizky : Aduh saya kurang memperhatikan perkembangan scene
di Bandung hehehe akan tetapi scene apapun dimanapun akan selalu support, Karena
hidup saya ga selalu harus memperhatikan perkembangan scene namun dibalik ini
semua saya selalu mencoba membuka gerbang untuk ingin tahu bagaimana scene di era
kita sekarang ini khususnya Bandung hehehe
-Rizal : Ga ada yang beda sih, Cuman yang beda dari diri kita sendiri yg terlalu
memandang perbedaan hehehe
-Rengga : Dulunya tahun berapa dulu nih? Klo “dulu” nya jaman-jaman
saparua saya kurang tau, Karena saya mungkin waktu SD, Kurang tau sih takut
salah juga klo di jawab
Zombieland : Seberapa
penting etos Do It Yourself untuk kalian?
-Rizal : Begitu sangat penting, Ga
perlu saya jelaskan tentang itu, Mungkin mereka yang mengerti bisa mengerti apa
yg saya maksud dan orang-orang yg tidak mengerti dengan Do It Yourself silahkan
cari saja apa itu yg disebut Do It Yourself, Akan berpengaruh besar pada
kehidupan yg tau apa itu Do It Yourself
-Rizky : Saya kurang bisa mendefinisikan seberapa pentingnya karena saya ga
mau mengucapkan secara pede bahwa etos Do It Yourself itu penting hahaha
-Chandra : Penting, Karena kita berada di jalur yang bisa dibilang
seperti itu. Selama kita bisa bergerak sendiri dalam soal rilisan, Merchandise
dan lain lain, Kenapa tidak? Karena disini kepuasan dan pertemanan yang kita
cari bukan keuntungan dalam bentuk materi
-Bimo : Penting sebab itu salah satu cara meminimalisir
ketergantungan terhadap mereka para pemodal, Karena dari mulai segala
sesuatunya dalam pengerjaan album ini kita melakukan nya dengan sendiri juga
dibantu dan di support oleh teman dan orang-orang terkasih. Itu tandanya kita
masih percaya Do It With Your Friends, Kita menemukan kepuasan berada di jalur
ini, Simple that’s it!
Zombieland : Setuju
ga sih kalian tentang pelabelan band DIY atau band Mainstream?
-Rengga : Bebaslah itu mah, Kumaha kalian yang menjalani
nya, Kalian pun tau sendiri mana yang enak mana yang engga, Bebas hahaha teu
nyambung
-Chandra : Setuju ga setuju pelabelan band DIY atau
mainstream sudah terjadi sejak dulu, Kami tidak pernah menganggap jalur DIY
adalah jalur yang paling benar atau jalur mainstream yang paling bersalah,
Karena semua diberi kebebasan untuk memilih pada jalurnya masing-masing sesuai
keinginan kita, Satu sama lain akan merasakan kepuasannya sendiri
-Bimo : Gak setuju! Karena itu bukan jadi tolak ukur, Itu
malah akan menjadi pengotak-ngotakan dalam berkarya, Karena jika membahas
tentang musik itu akan menjadi Universal, Karena musik adalah semua!
-Rizal : Ahhh pelabelan menurut saya tidak penting , Semua orang bisa bermain
musik, Kenapa diperbedakan antara DIY dan
mainstream, Kata-kata yang saya ambil ketika berbincang dengan personil Krass kepala (Margoman Krass) dia
bilang balik lagi kepada keyakinan sendiri deh, Itu kata-kata yang saya tidak
pernah lupa dari sosok (Margoman Krass)
-Rizky : Bebas-bebas aja sih kalau kata saya mah karna ga ngeganggu
jalannya kita hehe
Zombieland : Kalian
lagi seneng denger apa nih akhir-akhir ini? Referensi juga buat pembaca
-Rizal : Untuk sekarang saya sering mendengarkan musik Sludge, Crust punk dll
-Rizky : Lagi suka dengerin Light
Bearer, Nothing, Vallendusk dan Hierophant
-Bimo : Waaah playlist saya belakangan ini random banget,Dari mulai Chrisye “Resesi”, Deafheaven “New Bermuda”, Kaveh Kanes “Capital”, Bastard Priest “Ghouls Of The Endless Night”, Taake
“Stridens Hus”, Papir “III”, Green Beret “The Cult Of State”, Alvvays
“Alvvays”, Ride “Going Blank Again”,
Monolord “Empress Rising”, YOB “Clearing The Path To Ascend”, Wild Nothing “Golden Haze”, Fy Fan “Ah Nej”, Tigapagi “Roekmana’s
Repertoire”, The Silent Love “Unloved”, Pharmakon “Ache”
-Chandra : Stars And
Rabbit, Ben Howard, Dissection, Daighila, Hammercult, Pity Sex, Hinsidig, Hypomanie, Crossburner, Black Autumn, Daft Punk,
Marissa Nadler, The Banana Session, Bjork,
Jake Bugg, Blonde Redhead, Kings Of Convenience, Soom T, Die Antwoord dan Bob Marley
hahaha
Zombieland : Menurut
kalian penting ga sebuah media alternatif semacam zine,blog,webzine,newsletter
dll buat kalian?
-Rizky : Sangat penting karena media alternatif tersebut
bisa menjadi jembatan untuk orang-orang bisa mengenal kita lebih dalam. Media
seperti ini bisa membantu spreading lebih luas hehe
-Rengga : Media seperti itu bisa menambah wawasan
Scene-scene yang ada di dunia hahaha
-Rizal : Menurut saya itu penting, Untuk sebuah perkenalan band pertemanan dll
-Chandra : Menurut saya sangat penting karena media alternatif
seperti blog atau webzine bisa dilihat oleh siapa saja diseluruh dunia. Newsletter
berbentuk zine penting juga menurut saya, Karena zine disini pasti selalu
melibatkan band-band bawah tanah dan isu-isu yang sedang hangat-hangatnya dan
ada juga penjelasan-penjelasan tentang pengalaman dalam bentuk tulisan
-Bimo : Hehehe kalo kata Inul daratista “Bagai sayur kurang
garam, Kurang enak, Kurang segar” jadi penting!
Zombieland : Buat
yang pengen tau lebih tentang Grasp Of Dynamite, Bisa kontak kemana?
-Chandra : graspofdynamite666@gmail.com
– https://facebook.com/graspofdynamite https://soundcloud.com/grasp-of-dynamite666
-Rizky : Twitter & Instagram : graspofdynamite
-Bimo : Mungkin udah dijawab sama yang lain, Soalnya saya
gak ngurusin kontaknya Grasp Of Dynamite
hehehe
Zombieland : Ada
pesan buat yang baca interview Zombieland kolektif bareng Grasp Of Dynamite?
-Rengga : Tetap
semangaaaat!!
-Rizal : Pesan untuk yg membaca interview ini, Tetap semangat saja dengan apa yg
kalian jalani tanpa harus merugikan orang lain
-Rizky : Jalani apa yang kalian percaya! Jalan ada dibawah kaki kalian
sendiri, Tetap semangat cheerssssss!
-Bimo : Pesan untuk kawan-kawan siapa saja, Dimana saja,
Persenjatai diri kalian dan tetap semangat!
-Chandra : Pesan buat yang membaca jangan mudah terperngaruh
oleh orang lain, Jadilah diri sendiri dan jangan terlalu serius menanggapi kami
disini hihi Carilah keadilan untuk diri kalian sendiri, Maju terus perlawanan!
Zombieland : Makasih
banyak Grasp Of Dynamite sudah rela meluangkan waktunya untuk interview dengan
Zombieland Kolektif, Interview ini akan dimuat di blognya zombieland
landofzombie.blogspot.com, Ada pesan ga nih buat Zombieland Koletif?
-Bimo : Tetap semangat kawan-kawan, Jangan pernah merasa
lelah berada di jalur kalian, Slengean doang preman gang juga bisa, Yakan?
Kasih kontribusi dalam bentuk apapun, Gunakan pergerakan mudamu semaximal
mungkin! CHEERS
-Rizal : TETAP SEMANGAT !!! Cheeerrsss
-Chandra : Pesan buat zombieland kolektif tetap semangat walaupun
tidak semua volunteers didalamnya mau bekerja sama atau peduli dengan kegiatan
yang dilakukan selama kolektif ini berjalan, Karena memang memerlukan kesadaran
diri masing-masing untuk membantu membangun secara bersamaan, Dan bagi yang
memiliki ide-ide atau masukan-masukan yang sudah terucap tapi hanya sekedar
opini mari realisasikanlah! Karena yang inginpun pasti membantu, Sampai saat
ini apa yang Zombieland lakukan sudah bisa kami anggap sangat membantu karena
menyediakan gig-gig kecil bagi band-band seperti kita dan yang baru
bermunculan, Namun terlihakt agak lamban pergerakan Zombieland saat ini saya
rasa, Mabok mah harus jalan terus biar ga kaku, Long live perlawanan! Long live
pertemanan! Cheers
-Rengga : Makin edaaaaan Zombieland!
-Rizky : Terimakasih Zombieland Kolektif telah memilih Grasp Of Dynamite untuk interview kali
ini kalian memang juara hehe thank Zombieland cheersssss! Band yang lain menunggu
kalian diluar sanahhhhh
Thx Grasp Of
Dynamite.. Sukses terus buat Grasp Of Dynamite! Sukses juga untuk Album The Abyss dan rencana
tournya, Sangat saya tunggu kejutan-kejutan berbahaya dari kalian berikutnya! Tetap
semangat, Cheers!